Senin, 30 April 2012

[22] Pengasuhan Anak


"Melahirkan anak yang sholeh dan sholehah".

Masjid Al Arqam, BPS Pusat

Tema ini muncul setelah hampir semua jamaah dhuhur yang duduk di masjid Al Arqam BPS menyatakan sepakat dari dua opsi lain yang diberikan oleh Ustad Muhsinin Fauzi siang tadi. Memang kajian senin kali ini berbeda dengan kajian senin seperti biasanya, karena hari ini adalah senin pekan kelima maka tema yang diangkat adalah tema tematik yang sedang up to date. Baru kali ini juga saya mengikuti kajian dimana tema kajian ditentukan beberapa menit sebelum kajian dimulai. Memang seperti inilah seharusnya seorang ustad itu, memiliki banyak bekal materi untuk disampaikan dan sesuai dengan keadaan yang terjadi saat ini, sehingga mampu membuat orang yang ikut kajian mengerti realitas yang dihadapi umat saat ini.

Dalam kajian ini disampaikan bahwa anak-anak jaman sekarang memiliki tantangan sekaligus karakteristik yang jauh berbeda dengan model anak-anak pada jaman dulu, hal ini membuat pola pengasuhan orang tua ke anak juga harus dibedakan. Beberapa karakteristik yang disebutkan antara lain yang pertama, anak jaman sekarang sangat well terhadap teknologi. Mereka mampu dengan cepat memahami dan menggunakan teknologi yang ada saat ini. Tidak sedikit anak-anak usia sekolah dasar saat ini sudah mahir menggunakan internet, hp maupun BB. Bahkan menurut pengamatan saya di warnet-warnet saat ini yang menjadi pelanggan terbanyak game online adalah anak-anak usia sekolah dasar.

Kedua, pola pemikiran anak saat ini adalah serba instan. Anak jaman sekarang lebih mementingkan hasil dan mengesampingkan proses dalam pencapaian hasil. Mereka tidak lagi melihat bahwa segala sesuatu itu membutuhkan proses, bersikap tidak sabar dan muncul pemikiran untuk melakukan langkah-langkah instan dalam mengerjakan sesuatu yang terkadang langkah itu berada diluar kewajaran seperti yang seharusnya dilakukan.

Ketiga, anak-anak jaman sekarang lebih cepat dewasa, sehingga sulit membedakan masa puber dengan dewasa. Kondisi anak saat ini sangat berbeda jauh dengan kondisi jaman dulu, dimana anak saat ini sudah banyak sekali disuguhi konten-konten dewasa yang belum semestinya diperoleh dari media masa. Ust. Muhsinin memberikan contoh nyata dari salah satu hasil penelitian tentang anak usia 9-10 tahun yang ternyata sudah mampu mengeluarkan sperma karena seringnya mendapat konten-konten dewasa yang semestinya belum didapat. Dari penelitian itu ternyata terungkap fakta bahwa di otak anak terdapat suatu hormon yang mampu merangsang pembentukan sperma yang akan aktif dan bekerja jika sering mendapatkan rangsangan dewasa dari luar. Normalnya sperma akan matang dan keluar setelah berusia 17 tahun.

_gambar diambil dari google
Hal ini merupakan suatu tantangan khusus bagi para orang tua agar mampu memberikan pengasuhan yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi saat ini. Mengingat anak merupakan tanggung jawab para orang tua. Orang tualah yang bertanggung jawab mengasuh dan mendidik para anaknya, memberikan pengawasan serta menjaga akidah dan agamanya. Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, 

“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?”

Sayangnya, para orang tua saat ini tidak banyak yang sadar dengan perubahan yang dialami oleh anak jaman sekarang seperti yang dijelaskan dalam ketiga contoh di atas. Masih banyak orang tua yang memberikan pola pengasuhan ke anaknya seperti pola yang diberikan kepada mereka sendiri dulu. Masih banyak yang memberikan pola pengasuhan dengan mementingkan aspek kognitif saja. Yang penting anak pintar, masuk sekolah favorit, bisa kuliah di universitas favorit dan mendapat kerja setelah lulus. Para orang tua masih banyak yang mengabaikan aspek mental dan spiritual anaknya. 

Padahal jika kita lihat tantangan yang dihadapi anak saat ini sungguh sangat jauh dengan jaman dulu. Anak-anak saat ini bisa dibilang sedang mengalami kebanjiran informasi. Berbagai informasi sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang sangat cepat membawa dampak tersendiri terhadap penerimaan informasi yang didapat anak-anak. Banyak informasi yang seharusnya belum didapat kemudian sampai ke anak, baik itu tanpa sengaja maupun mereka mencari-cari sendiri karena terpengaruh lingkungan. Sebagai contoh, seperti yang disampaikan Ust Muhsinin adalah terkait pornografi dan pornoaksi. Betapa mirisnya para relawan pemerhati anak yang bertugas ke pelosok Sulawesi, di desa yang sangat terpencil di sana, mereka dapati anak-anak kecil sudah memiliki gambar-gambar porno. Bayangkan saja itu di pelosok Sulawesi, sebuah desa terpencil. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang berada di kota-kota besar? Jakarta misalnya. Jika kita berkaca pada data, saat ini para pekerja seks komersial yang berada di salah satu daerah di Jakarta sekitar 70% dari mereka adalah para siswi yang masih duduk di SMP. 

Belum lagi dengan komunitas-komunitas di Jakarta yang notabene terdiri dari anggota anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Yang kemudian pada jam-jam tengah malam masih kongkow-kongkow dipinggir jalan. Bukan tidak mungkin mereka juga sudah pernah melakukan free sex. Pola anak sekolah yang berpacaran saat ini sudah menjadi suatu hal yang dipandang biasa oleh masyarakat. Bahkan film-film di televisi yang mempertontonkan adegan pacaran saat ini menjadi tontonan yang banyak diminati kalangan muda. Sehingga pola pemikiran yang terbentuk pada mereka juga menganggap wajar akan hal itu dan tanpa malu-malu melakukannya juga. 

Jika kita tarik suatu benang merah, ternyata karakter anak saat ini tidak lain juga terbentuk dari pengaruh kebanjiran informasi tadi. Proses perkembangan teknologi yang kemudian ikut membentuk karakter anak saat ini. Lalu, semakin banyaknya anak yang memilih teman sebagai tempat keluh kesahnya dibanding ke orang tua sendiri yang pada akhirnya membawa mereka ikut kongkow-kongkow merupakan dampak dari kurangnya kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh orang tua mereka. Sangat sedikitnya waktu yang disediakan oleh orang tua untuk anaknya membuat anak lebih suka bercerita tentang masalahnya ke teman-teman mereka, entah itu ikut dalam komunitas tertentu ataupun melalui media sosial.

Saya belakangan ini juga menemukan kasus seperti ini, saat ini saya mengajar privat beberapa orang anak SMA. Sempat saya diajak diskusi oleh salah seorang ibu dari anak yang saya ajar ini, dia bilang anaknya sekarang sangat susah diatur. Dia mengeluhkan kenapa anak jaman sekarang sangat jauh berbeda dengan masanya. Dia menceritakan kegiatan anaknya yang tiap hari dihabiskan di warnet main game online. Pulang sudah larut malam, itupun tidak langsung tidur setelah di rumah, sampai pagi ia justru habiskan untuk menonton bola. Ketika orang tua nya mencoba menasehati malah hanya timbul pertengkaran diantara mereka. Belajarpun tidak setiap hari dilakukan, alhasil nilai raportnya jadi jeblok, mungkin ini juga salah satu alasan mengundang guru privat.

Kasus semacam ini saya rasa menjadi suatu hal yang sudah tidak asing kita lihat dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Bagaimana anak mau mendengarkan apa yang orang tua bilang jika waktu untuk berkumpul dengan mereka saja tidak ada sama sekali. Para orang tua saat ini lebih banyak disibukan dengan pekerjaan mereka dan sangat sedikit waktu untuk berkumpul dengan anak, memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka. Pagi berangkat kerja, kemudian pulang sudah larut malam, otomatis tidak ada waktu untuk berkumpul dengan anak, apalagi jika istripun ikut bekerja. Dampaknya sang anak akhirnya menjadi tidak bisa diatur karena kurang perhatian dan kasih sayang.

Melihat realitas yang ada seperti ini, Ustd Muhsinin memberikan beberapa langkah yang mesti diperhatikan dan dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh anak saat ini. Beberapa hal yang disampaikan oleh ustad antara lain:
  1. Orang tua harus memahami dengan benar kerakteristik anak dan apa yang mereka hadapi sekarang. Mengerti dengan betul bahwa yang dihadapi anak saat ini jauh lebih berat dibandingkan jaman dulu. Hantaman-hantaman informasi dari media masa yang diterima anak merupakan suatu hal yang berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Sehingga para orang tua harus sadar betul dengan keadaan seperti ini, jangan sampai pola pengasuhan yang diberikan tidak sesuai dengan realitas yang ada saat ini.
  2. Pola pengasuhan yang diberikan ke anak harus dirubah, tidak lagi hanya mementingkan aspek kognitif anak, tetapi harus melihat bagaimana sisi mental dan spiritual anak. Pola pengasuhan yang tepat adalah yang berlandaskan pada agama, syariat Islam. Memberikan pendidikan kepada anak dengan dasar tauhid kepada Allah, memberikan contoh bagaimana seharusnya manusia hidup sebagai hamba Allah. Bahwa Allah maha Melihat apa yang kita lakukan, mengajarkan mana yang menjadi kewajiban dan mana yang dilarang.
  3. Memberikan porsi waktu yang cukup untuk anak. Waktu untuk anak harus sesuatu yang menjadi prioritas, bukan waktu sisa kerja. Memberikan kasih sayang yang cukup kepada mereka, sehingga mereka akan merasa nyaman dengan orang tuanya, mau bercerita kepada orang tuanya atas apa yang mereka hadapi. Sehingga anak tidak mencari pelarian untuk melampiaskan keluh kesahnya ke teman atau lainnya.
  4. Memilihkan sekolah dan lingkungan yang tepat untuk anak. Hampir sebagian besar waktu yang dihabiskan anak dalam sehari dihabiskan di sekolah. Sehingga memilihkan sekolah yang tepat untuk anak menjadi suatu yang harus diperhatikan oleh orang tua. Lingkungan sekolah yang baik, yang senantiasa mengajarkan nilai-nilai Islam dalam kegiatan yang dilakukan merupakan suatu pertimbangan dalam memilihkan sekolah. Banyak orang tua yang beranggapan dan menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah. Padahal sekolah pada dasarnya merupakan tempat pengajaran, masalah pendidikan anak masih menjadi tanggungjawab orang tua. Jadi para orang tua masih memiliki kewajiban dalam mendidik anak dirumah.

Anak merupakan masa depan suatu bangsa. Baik buruknya keadaan bangsa kita nantinya akan sangat tergantung dari bagaimana pengasuhan yang dilakukan orang tua kepada mereka. Semoga dengan memperhatikan hal kecil seperti ini mampu memberikan manfaat dalam menyiapkan mereka untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nantinya.

Eka Nurdiyanto


Wallahu a'lam bi showab.
Semoga Bermanfaat.
read more

Sabtu, 28 April 2012

[21] Struktur Ekonomi Indonesia


Gambaran perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui beberapa aspek, baik itu dari aspek kinerja perekonomiannya maupun dari aspek strukturnya. Postingan sebelumnya kita telah membahas salah satu cara untuk melihat bagaimana kinerja perekonomian melalui penghitungan pertumbuhan ekonomi. Pada postingan kali ini kita akan mencoba untuk membahas tentang struktur perekonomian, khususnya struktur ekonomi Indonesia.

PDB, Indikator Penting untuk Mengukur Perekonomian Negara
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan peneliti untuk menganalisis keadaan makro ekonomi. Data PDB memiliki peran yang cukup penting dalam menganalisis suatu permasalahan makro ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, diantara kegunaan data PDB antara lain adalah untuk menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi. Selain itu, dari data PDB ini juga dapat diturunkan menjadi beberapa indikator ekonomi lainnya. Sebelum kita membahasnya secara lebih detail, mari kita bahas tentang PDB itu sendiri, bagaimana pendekatan penghitungannya dan cara menghitungnya.

Penghitungan PDB dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu: 

1.  Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu :
        - Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan,
        - Penrtambangan dan penggalian,
        - Industri pengolahan,
        - Listrik, gas dan air bersih,
        - Konstruksi,
        - Perdagangan, hotel, dan restoran,
        - Pengangkutan dan komunikasi,
        - Keuangan, real estate dan jasa perusahaan,
        - Jasa – jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah,

2.  Pendekatan Pendapatan
PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor – faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

3.  Pendekatan Pengeluaran/Penggunaan
PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :
        - Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta (PC).
        - Pengeluaran konsumsi pemerintah (GC).
        - Pembentukan modal tetap (TCF).
        - Perubahan inventori/stok (S).
        - Ekspor neto (ekspor (EX) dikurangi impor (IM)).

Dalam persamaan matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = PC + GC + TCF + S + (EX-IM)

Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan hasil yang sama. Jadi jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. Dari data PDB yang ada, juga dapat diturunkan beberapa indikator ekonomi lainnya, antara lain Produk Nasional Bruto (PNB), Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar dan atas dasar biaya faktor biaya produksi serta indikator angka-angka per kapita.  

Struktur Ekonomi Indonesia, Analisis Deskriptif
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain. 

Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi Indonesia dari tahun 1983 sampai 2010. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berlangsung secara berkesinambungan pada periode sebelum krisis ekonomi (pertumbuhan tidak pernah berada di bawah 6,40 persen) dan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara agregat, ternyata memberi kemajuan yang cukup berarti terhadap perubahan struktur ekonomi Indonesia. Perubahan struktur ekonomi ini terlihat dari perubahan komposisi sektor ekonomi atas kontribusinya terhadap PDB dalam jangka waktu tahun 1983-2010.
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia Tahun 1983-2010

Dilihat dari lapangan usaha utama, kontribusi sektor primer  terhadap PDB pada tahun 1983 adalah sebesar 43,64 persen dan pada tahun 2010 tinggal 26,49 persen. Sementara itu, kontribusi sektor sekunder yang semula hanya sebesar 19,08 persen pada tahun 1983 menjadi sekitar 35,89 persen pada tahun 2010. Sedangkan sektor tersier mengalami perubahan yang relatif konstan, kontribusi sektor ini terhadap PDB pada tahun 1983 sebesar 37,29 persen dan pada tahun 2010 sebesar 37,62 persen, tidak jauh berbeda dengan tahun 1983. Hal ini menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau perubahan struktur ekonomi Indonesia yang ditandai dengan semakin menurunnya peran sektor primer  dalam sumbangannya terhadap PDB dan semakin meningkatnya peran sektor nonprimer.

Terlihat bahwa telah terjadi perubahan pada struktur ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dan semakin meningkatnya pangsa sektor nonprimer terhadap PDB dari periode 1983-2010. Perkembangan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDB pada periode sebelum krisis ekonomi (1983-1996) menunjukkan bahwa dominasi produk yang dihasilkan perekonomian Indonesia mulai bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Pada tahun 1983 pangsa sektor primer masih cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 43,64 persen, sedangkan sektor sekunder sebesar 19,08 persen dan sektor tersier sebesar 37,29 persen. Pangsa sektor primer terhadap PDB kemudian berangsur-angsur turun hingga hanya sebesar 25,33 persen pada tahun 1996, sedangkan sektor sekunder justru terus mengalami peningkatan. Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada tahun 1996 menjadi 34,80 persen, meningkat 15,72 persen dari tahun 1983. Sektor tersier mengalami perkembangan yang relatif konstan selama periode 1983-1996. Selama periode tersebut tercatat pangsa sektor tersier terhadap PDB berkisar pada angka 37,29 persen sampai 42,44 persen.

Pada periode terjadinya krisis ekonomi (tahun 1997-1999) struktur perekonomian Indonesia relatif tidak mengalami perubahan yang berarti, kecuali sektor pertanian. Pada tahun 1997, sektor primer memiliki pangsa sebesar 24,94 persen terhadap PDB dan meningkat cukup besar pada tahun 1998 menjadi 30,67 persen dan kemudian turun kembali menjadi 29,61 persen pada tahun 1999. Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada periode tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti, pangsa sektor ini sebesar 35,48 persen pada tahun 1997, 32,64 persen pada tahun 1998 dan meningkat menjadi 33,36 persen pada tahun 1999. Sedangkan sektor tersier memiliki pangsa terhadap PDB berkisar antara 36,69 persen sampai 39,58 persen selama periode krisis ekonomi ini.

Setelah melewati krisis ekonomi, perubahan struktur Indonesia terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dari tahun 2000 sampai 2004. Pangsa sektor primer terus mengalami penurunan dari 27,67 persen pada tahun 2000 menjadi 23,28 persen pada tahun 2004. Pada periode yang sama, pangsa sektor sekunder terhadap PDB justru cenderung mengalami peningkatan dari 33,86 persen pada tahun 2000 menjadi 35,69 persen pada tahun 2004, walaupun pada tahun 2003 sempat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pangsa sektor tersier pada tahun 2000-2004 tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, pada tahun 2000-2001 pangsa sektor ini mengalami penurunan, namun pada tahun 2002-2003 mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 pangsa sektor tersier adalah sebesar  41,07 persen, meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan turun 0,03 persen pada tahun 2004.

Selama tahun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung meningkat pangsanya terhadap PDB adalah sektor primer. Pangsa sektor primer pada tahun 2010 adalah sebesar 26,49 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang memiliki pangsa sebesar 24,27 persen saat itu. Pada tahun 2008-2010 sektor sekunder dan tersier terlihat memiliki pangsa yang relatif mirip terhadap PDB yaitu berkisar antara 35,89 persen sampai 37,62 persen. Namun, secara umum pangsa sektor primer masih tetap berada di bawah pangsa sektor sekunder dan tersier.  

Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 1983-2010. Sejak tahun 1985, peran sektor primer telah digeser oleh sektor tersier, kemudian pada tahun 1993 sektor primer kembali digeser oleh sektor sekunder. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2010 peran sektor primer masih berada di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi, dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.

-Eka Nurdiyanto-


Sumber Referensi:
  1. Skripsi Eka Nurdiyanto, "Struktur Ekonomi dan Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Indonesia Tahun 2011-2012".
  2. Web resmi Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/).
  3. Wikipedia (http://id.wikipedia.org/).
  4. Web resmi Pemerintah Kabupaten Bima (www.bimakab.go.id/).
read more

Jumat, 20 April 2012

[20] CengLun Goreng


Asiik, tiba juga saatnya buat posting tentang sesuatu yang enak-enak. Sesuatu yang bisa bikin lidah puas, hati senang dan perut kenyang....yups, apalagi kalo bukan 'makanan' atau bahasa kerennya kita kenal dengan istilah 'kuliner'. Membicarakan yang satu ini pasti akan membuat perut jadi keroncongan dan mulut ngiler ga karuan, apalagi kalo yang dibicarakan punya rasa yang maknyos. :)


Indonesia tu negara yang kaya, memiliki beragam sumber daya, baik manusia maupun alamnya, terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda, dan tentu saja kaya akan kuliner khasnya. Yaah...betul sekali, banyaaak banget kuliner khas dari Indonesia. Mulai dari yang bercita rasa manis sampai yang pedesnya ga ketulungan juga ada. So, mari kita coba tuliskan pengalaman yang pernah kita rasain pas hunting kuliner. Biar kita lebih tau tentang kuliner dalam negeri dan cinta dengan produk sendiri. Syukur-syukur mau belajar cara buatnya biar makanan khas kita ga punah atau diplagiat ma negara lain.

Pada postingan pertama tentang kuliner ini aku akan membahas tentang makanan yang cukup unik dan khas. Makanan ini sangat spesial buatku, karena makanan ini lahir dari dapur rumahku sendiri di Purwokerto. Namanya 'CengLun Goreng', mungkin agak aneh namanya, soalnya aku sendiri yang kasih nama dan setelah dipikir memang terdengar aneh...hehee, tapi sudahlah nda paa, biar tambah unik. CengLun adalah singkatan dari 'Uceng' dan 'Lunjar'. Uceng dan lunjar adalah jenis ikan air tawar yang biasa hidup di sungai dengan aliran air yang cukup deras dan tidak terlalu dalam. Ukurannya tidak besar, ikan uceng maksimal besarnya hanya sebesar jari kelingking orang dewasa, kalo ikan lunjar maksimal hanya sebesar dua jari telunjuk orang dewasa. Kalo dari anatominya, ikan lunjar mirip seperti ikan melem, cuma ukurannya jauh lebih kecil. Ikan uceng lebih mirip ikan lele, bentuk tubuhnya memanjang.

Nah, yang membuat CengLun Goreng ini spesial adalah cara menangkap dan mengolahnya, disamping juga rasa khasnya yang gurih, sangat cocok untuk dijadikan lauk makan, apalagi pakai nasi hangat yang baru matang...hemm..maknyos tenan. Ikan uceng dan lunjar ini ditangkap dengan cara dipancing. Bisa dibayangin kan gimana harus sabarnya memancing ikan sekecil itu dengan satu kail. Satu piring CengLun Goreng berisi sekitar 150-200an ekor ikan. Jadi kalo mau seporsi penuh harus bisa mengangkat kail yang ada ikannya sebanyak 200 kali, padahal untuk bisa mendapat satu ikan tidak cukup dengan satu angkatan. hemm...mantaap. Tapi disitulah seninya, salah satu yang membuat makanan ini spesial dan istimewa, sudah diawali dari cara mendapatkannya.

Kalo di rumah, yang biasa mengumpulkan ikan CengLun itu bapakku. Tapi beliau bukan pemancing yang punya waktu seharian untuk memancing. Ini hanya sekedar hoby yang dilakukan selepas pulang mengajar. Makanya untuk mendapatkan seporsi penuh CengLun tidak cukup dalam sehari. Nah, dalam sehari mancing (biasanya sejam sampai dua jam) banyaknya ikan yang didapat sekitar 30-40 ekor, seperti gambar disamping. Biasanya setelah seminggu baru bisa mendapatkan hasil yang memuaskan untuk digoreng. Ikan yang sudah didapat dibersihkan kemudian disimpan di dalam frezer sampai terkumpul banyak dan siap digoreng.

Kalo dari pengolahannya yang membuat menarik adalah semua ikan dibersihkan terlebih dulu bagian dalam perutnya sebelum digoreng mau sekecil apapun ikannya. Jadi bisa dipastikan ikan yang digoreng bersih dan higienis.


Setelah semua ikan dibersihkan (kaya gambar disamping) ikan kemudian di simpan di frezer, biasanya sampai terkumpul penuh satu rantang baru digoreng. Terkait bumbu yang dipakai buat menggoreng dan banyaknya aku kurang tau...hehee, ketauan cuma mau makannya aja. Berhubung ini hanya untuk konsumsi rumah sendiri dan bukan untuk dijualbelikan jadi buatnya ga banyak-banyak. Yaah, hanya sekedar untuk 3-4 orang. Tapi yang aku paling senang, setiap aku pulang ke rumah pasti bakal dibuatkan makanan spesial ini.

CengLun Goreng ini memiliki rasa yang gurih dan renyah. Kalo aku paling suka memakannya pas baru digoreng, karena rasanya masih gurih, kalo ditambah sambal terasi...hemm, bakal lebih maknyos rasanya.

CengLun Goreng siap santap.
Sangat jauh berbeda memang antara proses menangkapnya dengan waktu memakannya. Kalo pas nangkep harus bersusah payah berurusan dengan umpan dan kail untuk satu ekor ikan, tapi begitu sudah matang bisa sampai 5 ekor sekali telan. Tapi memang mantap dan puas, apalagi kalo itu hasil tangkapan sendiri, kaya ada rasa bahagia gitu pas makan ikan hasil tangkapan sendiri.

Okke lah, cukup sampai sini dulu posting pertama tentang kulinernya. Masakan dari dapur sendiri yang dibuat dengan penuh ketulusan selalu memiliki tempat tersendiri di hati, tempat yang spesial. ^__^
Kalo ada yang mau nyobain CengLun Goreng ini, monggo berkunjung ke rumahku di Purwokerto.
Next, kita akan coba lirik kuliner dari dapur-dapur sebelah.



read more

Selasa, 17 April 2012

[19] Menulis dan Teruslah Menulis!


Aku memang bukan penulis dan pencerita yang ulung, selalu saja kesulitan ketika mau menuliskan sesuatu, apalagi tulisan tipe-tipe naratif. humpff...ampuun, susahnya. Mau memulainya saja lama banget mikirnya. Padahal kalo baca tulisan-tulisan temen tu suka terkagum-kagum sendiri, kok bisa ya mereka buat tulisan sebanyak itu dan enak dibaca, ngiri jadinya*kalo ngiri dalam kebaikan kan boleh...hehe. Kalo kata kakak saya, mas Agung, menulis itu menyenangkan dan sebenarnya mudah. Cuma yang susah itu kan bagaimana memulainya. Menurutku memang ada benarnya, ketika berjuta ide ada dikepala pingin rasanya segera menuangkan menjadi tulisan-tulisan, namun ketika sudah akan mulai menulis, baru satu atau dua kata...hemm, ide-ide tadi serasa hilang begitu saja. 


Masih kata mas Agung, menulis itu bukan hanya masalah bakat, tapi latihan, ketekunan yang akhirnya muaranya adalah kebiasaan. Yaah, that's right...kalo menulis sudah menjadi kebiasaan, untuk menuliskan satu atau dua paragraf sepertinya menjadi sangat mudah, tidak lagi mandeg di satu atau dua kata. Apalagi kalo menulis itu didasari oleh suatu alasan yang kuat. Alasan yang selalu menjadi motivasi dan semangat dalam menulis. Kalo dengan menulis dan kemudian tulisan kita dibaca orang lain, dan ternyata ada pesan kebaikan di dalamnya yang selanjutnya dipraktekan oleh pembaca tadi, kan jadi bermanfaat tulisannya. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW,

"Siapa yang mengajak kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan siapa yang mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun  ".
(HR. Muslim no. 2674)

Orang yang membaca mendapat pahala kebaikan karena mempraktekan ajakan kebaikan dari tulisan kita, dan kitapun kecipratan pahala, bahkan sebesar pahala yang mempraktekannya secara langsung tanpa mengurangi pahala orang yang melakukan tadi. Masya Allah...sungguh sangat beruntungnya kita diberikan fasilitas pengumpul pahala kebaikan seperti ini. Kalo orang yang membaca tadi kemudian menceritakan dan mengajarkannya kembali ke orang lain dan orang tersebut melaksanakan, hemm...lebih banyak lagi yang akan kita dapat...sungguh Allah itu Maha Pemurah. Kalo di dunia bisnis, mungkin ini dikenal dengan sistem MLM kali ya...bedanya ini bukan untuk urusan duniawi, tapi urusan akhirat kelak, sebagai bekal menuju jannah Nya.

So, mari kita terus menulis, niatkan ingin berbagi kebaikan dan mengajak ke kebaikan. Karena mengajak orang menuju kebaikan dan ketaatan kepadaNya juga merupakan kewajiban. Walo hanya lewat sebuah tulisan, asalkan dilakukan dengan keseriusan dan kesungguhan akan lebih baik dari pada diam tak berkegiatan. Tak perlu takut orang bilang tulisan kita jelek atau kaku, ga enak dibaca. Yang terpenting adalah semangat mau mencoba dan terus mencoba, belajar dari yang biasa agar kita juga terbiasa. Jika saat ini kita tidak diberi kesempatan untuk berjihad dengan menghunuskan pedang, maka jadikanlah pena sebagai pedang...jadilah seorang Pejuang Berpedang Pena. Yang mampu menunjukan bagaimana indahnya Islam melalui tulisan, menunjukan seperti apa kebenaran dan mampu merubah peradaban seperti yang didambakan dan disyariatkan.

Meminjam sebuah syair karya Abu Al Fath Al Busti di dalam salah satu tulisan dalam blognya Mba Nurin :

Pabila para Pahlawan Pemberani Bersumpah. Suatu hari, atas nama Pedang-Pedang mereka Seraya menghunuskannya: Demi keagungan, demi Kemuliaan,
Cukuplah Pena Penulis.
Sebagai Kemuliaan dan Ketinggian Sepanjang Masa 
Karena Allah telah Bersumpah:
Demi Kalam! 

Sungguh sangat luar biasa kedudukan para penulis, para pejuang yang berjuang melalui tulisan dari pena mereka. Mari kita ikuti jejak para pejuang berpedang pena ini. Menulis dan terus menulis...
Semoga setiap langkah kita dalam menyeru kepada kebaikan dimudahkanNya. 
Hingga akhirnya kita diijinkan memasuki JannahNya.

Semangat Menulis!
Semangat Berkarya! :)

read more

Kamis, 12 April 2012

[18] Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Berbicara masalah ekonomi dari sisi makro merupakan suatu hal yang menarik untuk dibahas dan dikaji. Menjadi menarik karena banyak pihak, baik secara individu maupun kelompok memperhatikan masalah makroekonomi ini.  Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan dalam suatu negara, seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan kebijakan dalam sisi lainnya. Pada tulisan kali ini akan kita bahas mengenai salah satu indikator dalam ekonomi makro suatu negara yaitu pertumbuhan ekonomi. 

Pertumbuhan Ekonomi, Definisi dan Metode Penghitungan
Terdapat beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah data PDB (Produk Domestik Bruto). BPS mendefinisikan PDB sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Data PDB yang dipublikasikan terdiri dari data PDB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi suatu negara, sedangkan PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, atau dapat juga diartikan sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi ini sering dijadikan salah satu ukuran kinerja perekonomian suatu negara. Semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi bisa dikatakan kinerja perekonomian semakin membaik. 

Data PDB atas dasar harga kostan yang dikeluarkan oleh BPS  menggunakan beberapa tahun dasar, yaitu 1983, 1993 dan 2000. Sehingga kita harus menyamakan tahun dasar terlebih dahulu jika ingin melihat  pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Saat ini tahun dasar yang digunakan BPS adalah tahun 2000, maka kita samakan tahun dasarnya menjadi tahun 2000 agar lebih mudah dan lebih representatif dengan keadaan ekonomi saat ini. Penyamaan tahun dasar 1983 dan 1993 menjadi tahun dasar 2000 ini disebut backcasting. Perubahan tahun dasar (backcasting) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

  • Backcasting PDB tahunan yang memiliki tahun dasar 1983 menjadi tahun dasar 1993 dan dimulai dari PDB tahun 1993 tahun dasar 1983. 
 
          dimana:
  •  Backcasting PDB tahunan yang memiliki tahun dasar 1993 menjadi tahun dasar 2000 dan dimulai dari PDB tahun 2000 tahun dasar 1993.  
 
          dimana:
  
Dalam rumus di atas i didefinisikan sebagai periode tahun yang akan dirubah tahun dasarnya, rumus di atas mengambil contoh periode yang akan dirubah adalah dari tahun 1984 sampai 2000 sehingga i ditulis 1984-2000.

Setelah data PDB atas dasar harga konstan memiliki tahun dasar yang sama untuk setiap tahun yang akan dianalisis, maka kita dapat mencari besarnya nilai pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya dengan rumus sebagai berikut:


         dimana:
Analisis Deskriptif, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1986-2010
Jika kita lakukan sebuah analisis deskriptif tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1986-2010 maka kita akan melihat laju pertumbuhan ekonomi yang cukup berfluktuatif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada beberapa tahun menunjukan peningkatan dan pada tahun-tahun lainnya mengalami penurunan.



Secara umum perekonomian Indonesia pada periode sebelum krisis ekonomi (1986-1996) mengalami pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, yaitu antara 6,47 sampai 9,12 persen per tahun dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut sebesar 7,76 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1991, yaitu sebesar 9,11 persen menjadi pertumbuhan tertinggi yang pernah dimiliki Indonesia.

Pada saat krisis ekonomi melanda negeri ini (1997-1999), perekonomian Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah yaitu sekitar -2,68 persen. Pertumbuhan ekonomi paling rendah terjadi pada tahun 1998, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat itu adalah -13,24 persen dan menjadi pertumbuhan terendah yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini sebenarnya sudah mulai terjadi pada tahun 1997, pertumbuhan ekonomi saat itu sebesar 4,59 persen, turun sebesar 3,19 persen dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Indonesia turun lebih besar lagi akibat adanya krisis ekonomi, yaitu turun sampai 8,65 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 1999 perekonomian Indonesia mulai membaik, hal ini terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang berhasil naik 12,63 persen dari pertumbuhan tahun 1998.

Pada periode pemulihan setelah krisis ekonomi (2000-2007) pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali naik, yaitu sebesar 3,83 sampai 6,35 persen dengan rata-rata pertumbuhan pada periode tersebut sekitar 5,04 persen. Pada tahun 2008 perekonomian dunia diguncangkan dengan adanya krisis global, namun adanya krisis global ini ternyata tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengalami penurunan yang cukup berarti seperti saat periode krisis ekonomi, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,01 persen, turun 0,33 persen dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2007.  

Dampak adanya krisis global ini justru baru dirasakan pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 ternyata mengalami penurunan yang lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,58 persen, jika dibandingkan tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,44 persen. Pada tahun 2010 kondisi perekonomian Indonesia kembali menunjukkan kondisi yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,1 persen, meningkat dibandingkan tahun 2009 dan mampu lebih tinggi dari tahun 2008. 

Melihat kinerja dan stabilitas perekonomian yang cukup bagus pada tahun 2010 memberikan suatu harapan bahwa di tahun selanjutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu bertahan dan mengalami peningkatan.
(Eka Nurdiyanto).


Tambahan...^^
Berhubung ada beberapa teman yang menanyakan contoh penghitungan penyamaan tahun dasar PDB ke email dan fb saya, maka saya buatkan contoh penghitungan penyamaan tahun dasar PDB biar lebih mudah dalam mengaplikasikan rumus di atas. File contoh penghitungan penyamaan tahun dasar PDB ini dapat teman-teman download di menu "Download" pada blog ini, silahkan klik menu "Download" - "Ekonomi" - "Contoh Penyamaan Tahun Dasar PDB". Insya Allah, tinggal klik aja langsung bisa di download. Semoga bermanfaat... : )


Sumber Referensi:
  1. Skripsi Eka Nurdiyanto, "Struktur Ekonomi dan Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Indonesia Tahun 2011-2012".
  2. Web resmi Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/).
  3. Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro).

read more

Selasa, 10 April 2012

[17] Mempersiapkan Pernikahan yang Barokah_Menuju Keluarga Qur'ani


Ahad, 8 April ini saya beruntung karena diberi kesempatan untuk bisa menghadiri acara seminar pra nikah Islami yang diselanggarakan oleh APWA (Ar Rahman Pre Wedding Academy). Acara yang mengambil tempat di auditorium Bank Bukopin ini berhasil menyedot banyak peserta, menurut perkiraanku mencapai sekitar 300an orang. Melihat jumlah peserta sebanyak itu mengindikasikan masih banyak kaum muda Islam yang sadar dan peduli untuk bisa menyelenggarakan pernikahan yang Islami dan membentuk keluarga Islam yang barokah berlandaskan syariat Islam. Narasumber yang dihadirkan dalam seminar ini juga tidak nanggung-nanggung, yaitu guru ngaji kita Ust. Bachtiar Nasir dan Dra. Wirianingsih, Bc. Hk, Msi., seorang bunda yang telah melahirkan 10 anak hafidz Qur'an...Subhanallaah.
Pada postingan kali ini Insya Allah akan saya tuliskan beberapa poin-poin materi yang disampaikan dalam seminar tersebut. Semoga bermanfaat... :)

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. " (Q.S. Ar Rum:21)

Cinta, Benih Awal yang Menjadi Misteri dalam Keluarga
Maha Besar Allah yang telah menciptakan rasa kasih dan sayang, yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, yang telah meniupkan rasa cinta ke setiap kalbu insan. Tak bisa dipungkiri, awal mula dari adanya suatu ikatan keluarga adalah dimulai dari adanya rasa cinta. Ibarat suatu kendaraan, cinta merupakan bahan bakar yang menjamin kendaraan ini mampu tetap bergerak. Membicarakannya memang tidak akan ada habisnya, selalu menarik untuk dibahas, apalagi kalau sedang merasakannya....hemm ^__^

Dalam Islam kita mengenal istilah Mahabbah dan Mawaddah. Kedua kata ini sama-sama memiliki makna cinta. Mahabbah diartikan sebagai rasa cinta yang berlaku umum, cinta kepada apa saja dan siapa saja. Sebagai contoh, ketika kita baru saja melihat atau mengenal seseorang lawan jenis mungkin timbul suatu getaran di dalam hati. Rasa yang aneh, yang kadang memaksa diri untuk mau bersamanya dan memilikinya. Timbul suatu kecenderungan hati kepada yang dicintainya, merasa senang didekatnya dan benci akan kebalikannya. Sedangkan Mawaddah diartikan sebagai cinta plus, mawaddah ini hadir sebagai rasa cinta kepada pasangan ketika diantara pasangan itu sudah ada "klik", persamaan dalam pandangan, tutur dan hati. Dalam suatu pernikahan, sepasang suami istri membutuhkan mawaddah, cinta tanpa pamrih, mencintai walau bagaimanapun keadaannya. 

Menurut teori Stanberg, cinta tersusun dari 3 hal. Teori ini dikenal sebagai "Stanberg's Love Triangle Theory".


Yang pertama adalah Intimacy (Keintiman), ditunjukan dengan adanya keakraban, kedekatan dan kemesraan. Yang kedua adalah Passion (Gairah), ditunjukan dengan adanya semangat, gairah dan keinginan. Yang ketiga adalah Commitment (Komitmen), ditunjukan dengan sikap mau mengikat diri pada sesuatu dengan suatu alasan tertentu. Menurutnya seseorang dikatakan sedang jatuh cinta jika ada salah satu dari ketiga hal di atas dalam dirinya.
  
Intimacy dan Passion akan menghasilkan cinta monyet, Passion dan Commitment akan menghasilkan cinta seperti cinta pada pekerjaan/hobi. True Love baru akan terjadi ketika seseorang memiliki Intimacy, Passion dan Commitment secara bersamaan. Dalam pernikahan, sepasang suami istri harus memiliki ketiga hal ini agar cinta yang dimiliki keduanya adalah benar-benar cinta yang sempurna, sehingga perjalanan pernikahan mereka akan bertahan hingga akhir. Namun sayangnya seiring berjalannya waktu, masing-masing bagian penyusun ini akan melemah. Ketika Intimacy melemah maka dampaknya akan ada miskomunikasi, percekcokan dan perbedaan-perbedaan. Ketika Passion melemah maka akan hilang gairah ketika melihat pasangan. Ketika Commitmen sudah hilang maka yang muncul kemudian adalah perceraian, karena hilangnya rasa saling percaya pada masing-masing pasangan.

Di dalam tubuh kita ternyata juga ada sebuah hormon yang disebut sebagai Hormon Cinta (Endorphin). Hormon ini bekerja ketika kita sedang jatuh cinta. Hormon ini bekerja ketika cinta datang dan memberikan rasa senang, bahagia dan nyaman pada diri kita. Ketika sepasang suami istri baru saja menikah akan merasakan suatu kebahagiaan yang sangat, bisa jadi adalah karena pengaruh dari hormon cinta ini. Membuat hati merasa senang dan bahagia ketika baru saja mendapatkan pasangan hidup. Sayangnya hormon ini hanya mampu bertahan selama 3 tahun saja.

Lalu, bagaimana jika di dalam perjalanan pernikahan kita semua unsur cinta seperti di dalam teori Stanberg tadi melemah dan umur hormon Endorphin telah habis? Masih bisakah kita bahagia di dalam pernikahan kita? Jawabannya adalah BISA. Selama cinta yang kita bangun adalah cinta yang termotivasi karena cinta pada Allah maka tidak perlu khawatir akan efek yang timbul seperti dalam teori Stanberg tadi. Cinta antara suami istri dalam ikatan pernikahan yang dibahanbakari dengan cinta kepada Allah merupakan cinta yang paling sempurna, sebuah cinta sejati. Ia akan mampu bertahan sampai kapanpun karena yakin cinta itu bersumber pada Allah, Dia-lah Al Wadud, yang Maha Pencinta. Dari Allah lah semua rasa cinta datang, dengan memberikan cinta kita kepada Allah maka Allah akan memberikan cinta-Nya pula kepada kita.

Cinta kepada pasangan yang bersumber dari cinta kepada Allah inilah yang seharusnya menjadi dasar dan pondasi dari ikatan pernikahan yang akan dibentuk. Mendahulukan cinta kepada Allah di atas cinta kepada pasangan dan mencintai pasangan karena semata-mata cinta pada Allah. Sebuah dasar yang apabila tertanam kuat sejak awal maka akan menjadikan bahtera pernikahan mampu bertahan dari segala macam hempasan badai sepanjang perjalanan. Mampu membawa pemiliknya menuju persinggahan terakhir di akherat sana, yaitu Jannah-Nya.

Menggapai Pernikahan yang Barokah
Pernikahan merupakan sesuatu yang diingini oleh setiap orang. Suatu ikatan suci yang mampu merubah yang haram menjadi halal, sebuah hubungan saling menguntungkan antara dua insan dalam mencapai kebahagiaan. Sebuah bahtera yang mampu mengarungi samudra luas kehidupan menuju pulau cinta-Nya hingga mampu mencapai pelabuhan Jannah. Sesuatu yang menjadi tujuan hidup setiap insan.

Pernikahan bisa saja dilakukan oleh setiap orang dengan berbagai tujuan. Jangan sampai tujuan melakukan pernikahan hanya untuk memenuhi hasrat akan syahwat dalam diri saja. Karena jika hal ini saja yang menjadikan alasan melakukan pernikahan maka tidak akan berbeda jauh dengan perilaku para hewan.  Pernikahan seharusnya memiliki tujuan yang lebih mulia, menjadikan setiap hal yang dilakukan di dalamnya dapat terus menambah nilai kebaikan di hadapan Allah. Sehingga merancang suatu pernikahan yang barokah merupakan suatu tujuan yang seharusnya dikejar.

Menyiapkan suatu pernikahan yang barokah harus dimulai dari sebelum pernikahan dilakukan. Diantara hal yang menjadikan suatu pernikahan tidak berkah adalah ketika syahwat yang mendahului dan ketika syariat diinjak-injak. Ketika suatu pernikahan sebelumnya diawali dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar syariatNya maka keberkahan dalam pernikahan akan menjadi lebih sulit untuk diperoleh. Sebagai contoh, ketika pernikahan diawali dengan proses pacaran yang nyata-nyatanya dilarang, yang ternyata di dalamnya banyak kejadian-kejadian yang seharusnya tidak boleh dilakukan, seperti saling berpegangan tangan, berduaan dan perbuatan lainnya yang mendekati perzinaan maka bisa jadi ini adalah awal dari ketidakberkahan dalam pernikahan. Ketika sudah terjadi? maka lekaslah bertaubat dan menjaga diri agar tidak lagi melanggar batasan yang telah ditetapkan kemudian segera menyegerakan.

Sebaliknya, jalan yang dapat ditempuh agar mendapat pernikahan yang barokah adalah dengan terlebih dahulu memulai dengan jalan yang syar'i, tanpa melalui pacaran tapi dengan ta'aruf yang dilandasi dengan rasa cinta kepada Allah. Dengan tetap menjaga kesucian diri dan terus meminta kepada Allah SWT. Suatu pernikahan yang barokah adalah suatu pernikahan yang dilandasi dengan sikap Tauhid yang benar. Bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan atas kehendak Allah SWT.



Pernikahan yang diawali dengan niatan dan perbuatan yang baik disertai langkah nyata mengejar apa yang diridho-Nya akan melahirkan keluarga yang barokah, yang berlandaskan atas syariat-Nya. Menjadi keluarga penghasil anak-anak sholeh yang mampu menegakkan syariat-Nya dalam kehidupan, yang tak pernah lepas dari Qur'an dan mengingat-Nya. Keluarga yang bukan saja hanya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, tapi sebuah KELUARGA DAKWAH yang tangguh dan kokoh. Keluarga yang lahir dan mempraktekan nilai-nilai Qur'an dalam kehidupan rumah tangga. Menjadi keluarga penghafal Qur'an dan mengambil nilai Qur'ani dalam setiap langkah. Keluarga yang dibentuk berlandaskan atas rasa cinta pada Allah yang kemudian mampu menjadi madrasah kehidupan untuk meniti bekal ke jannah-Nya.

Keluarga DaSaMaRa...Keluarga Dakwah yang Sakinah, Mawaddah Warahmah...Ini seharusnya yang menjadi visi pernikahan kita.^^

Jomblo? Mari Menyiapkan Pernikahan dengan Matang.
Salah satu perkataan Ustd BN yang cukup terekam kuat di memoriku ketika seminar adalah tentang rahasia mencari jodoh bagi para jomblo. Ada dua rahasia yang sebaiknya kita lakukan dalam mencari jodoh, yang pertama adalah tetap menjaga kesucian diri dan yang kedua adalah mintalah kepada Allah. ^__^

Yang harus menjadi catatan penting dan pegangan untuk kita para jomblo dalam menanti jodoh adalah bahwa Allah telah menyiapkan untuk kita jodoh masing-masing. Karena manusia telah diwajibkan oleh Allah untuk berpasang-pasangan. Kita hanya perlu berpikir positif kepada Allah, berkhuznudzon bahwa Allah akan memberikan jodoh yang terbaik untuk kita, tentu saja diikuti dengan sikap nyata menjaga kesucian diri dan terus berdoa serta berusaha. Semakin besar sikap khuznudzon kita kepada Allah tentang jodoh kita maka akan semakin Allah dekatkan dia untuk kita. Dan jika waktunya sudah tiba maka kita akan dipertemukan dengan jodoh kita oleh Nya yang kemudian akhirnya bisa menjalani hidup dengannya. Seseorang yang telah Allah takdirkan menjadi bagian dari kehidupan kita.

Rasulullah SAW telah memberikan beberapa parameter untuk memilih kriteria pasangan hidup. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, al-Nasai, Abu Dawud Ibn Majah Ahmad ibn Hanbal, dan al-Darimi dalam kitabnya dari sahabat Abu Hurairah ra disebutkan bahwa:

"Perempuan dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung."
Kriteria terpenting dalam memilih pasangan yang ditunjukkan oleh Rosululloh adalah dari segi agama. Karena dengan agama yang kuat seorang istri akan mampu membawa kita ke arah ketaatan kepada Allah. Seorang pasangan yang memiliki iman yang kuat di dalam hatinya akan menjadikan keluarga diliputi suasana penuh ketaatan beribadah kepada Allah. Sebaliknya kondisi pasangan yang lemah iman akan menjadikan keluarga jauh dari sikap taat kepada Allah. 

Seseorang yang akan menikah perlu mempersiapkan beberapa hal agar pernikahan yang dilakukan menjadi barokah dan mampu menjadi keluarga Qur'ani. Beberapa persiapan yang diperlukan antara lain adalah sebagai berikut:
  1. I'dad Ruhy (Persiapan Ruhiy); memahami bahwa pernikahan adalah sunnah kauniyah, memahami bahwa menikah adalah bentuk ibadah kepada Allah SWT, memahami bahwa pernikahan harus sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya dan memahami bahwa jodoh, rizqi, dan umur adalah takdir Allah.
  2.  I'dad Fikry (Persiapan Pengetahuan); memahami adab pergaulan dengan lawan jenis dan tata cara pernikahan Islami, memahami tujuan perkawinan, memahami hak dan kewajiban suami istri, memahami hak dan kewajiban ayah/ibu dan menentukan visi berkeluarga.
  3. I'dad Jasadi (Persiapan Fisik); siapkan fisik sehat dan bugar serta mengerti tentang kelemahan fisik masing-masing.
  4. I'dad Mali (Persiapan Keuangan); menyiapkan perencanaan keuangan untuk pernikahan dan memahami pentingnya uang/harta dan penggunaannya sesuai syariat sebagai salah satu tonggak tegaknya 'izzah keluarga.

Akan lebih baik memang ketika kita telah mengerti dan memahami seluk beluk pernikahan sebelum terjun langsung merasakannya. Karena suatu pernikahan akan kita jalani bukan hanya untuk satu atau dua tahun saja. So, mari kita belajar dan mempersiapkan. ^_^
Semoga mampu membangun pernikahan yang barokah, menuju keluarga dakwah yang sakinah, mawaddah warahmah..amiin.


Semoga postingannya bermanfaat.

Mungkin tidak sejelas seperti penyampaian pas aslinya di seminar, sedikit banyak juga telah saya bubuhi dan tambahi dengan apa yang saya baca terkait pernikahan Islami dari beberapa sumber. Terkait kewajiban dakwah, semoga dengan menyampaikan dan menuliskan ini dapat membawa manfaat...^^

So buat temen-temen yang masih belum puas dan tertarik mengikuti seminar pra nikah secara langsung bisa mengikutinya tahun depan. Insya Allah kegiatan seminar pra nikah Islami ini menjadi program rutin dari APWA, silahkan klik di sini untuk info lebih jelasnya. Oiya, sekedar info...APWA juga membuka kelas kursus pra nikah lo, kalau tertarik silahkan saja baca infonya di webnya langsung.
Sampai di sini dulu yaa,,
Mohon koreksi jika banyak kesalahan.
read more

Jumat, 06 April 2012

[16] Lanjutkanlah Ke STIS


Sekolah Tinggi Ilmu Statistik...empat tahun kuliah di sini memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga. Banyak cerita, banyak kisah, banyak teman, banyak ukhuwah terjalin, sungguh sangat menyenangkan. :)


Tadi siang saya membaca majalah Varia Statistik edisi April 2012, setelah membaca sampai akhir (ga semuanya dibaca juga,,hee) ternyata di cover belakangnya ada promosi penerimaan mahasiswa baru STIS. Tertulis disana pendaftaran tahun 2012 ini mulai dibuka tanggal 26 Maret sampai 4 Mei 2012. Pikiran saya jadi teringat ketika masa-masa baru lulus SMA dulu, masa dimana kebimbangan dan kegalauan memilih tempat kuliah tak henti-hentinya datang. Memang banyak hal yang perlu dipertimbangan dalam memilih tempat kuliahan. Bagi saya terutama masalah biaya perkuliahan, melihat besarnya biaya perkuliahan yang harus dikeluarkan untuk bisa mendapat gelar sarjana merupakan suatu pertimbangan khusus yang perlu dipikirkan masak-masak.

Namun, dari banyaknya pertimbangan yang perlu dipikirkan, hal penting yang tidak boleh hilang adalah mempertahankan semangat agar tetap mau melanjutkan sekolah. Ini yang menurutku paling penting. Jangan sampai semangat kita untuk kuliah kemudian lenyap begitu saja melihat besarnya angka biaya perkuliahan. "Man Jadda wa Jada ", Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil. Percayalah Allah itu Maha Adil, dan yakinlah selama kita mau berjuang pasti Allah akan memberikan jalan. 

Biaya kuliah mahal? maka carilah yang gratis!
Memang ada?? ada! banyak malah...
Apa contohnya? STIS, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. :)

Yaa, carilah tempat kuliah yang gratis kalo memang tidak mau repot memikirkan biaya kuliah. Salah satu alternatifnya adalah memilih sekolah kedinasan. Ketika kita kuliah di sekolah kedinasan maka kita dibebaskan dari biaya kuliah, ditambah lagi ada yang memberikan uang saku selama kuliah dan menjamin kerja setelah kita lulus. Bagi yang hobi dan suka dengan matematika atau hitung-menghitung, STIS bisa menjadi pilihan.

Kenapa STIS? hemm, berdasarkan yang saya rasakan selama kuliah di STIS, ada banyak alasan yang bisa menjadi pertimbangan. Pertama, kuliah gratis. Selama kuliah di STIS semua biaya kuliah gratis, tidak ada biaya semesteran, tidak ada uang sumbangan pembangunan. Jadi hanya perlu memikirkan biaya buat bisa tetep hidup saja, seperti biaya kos dan makan. 

Kedua, setelah kita lulus kita dijamin mendapatkan kerjaan. STIS merupakan sekolah kedinasan di bawah kekuasaan BPS (Badan Pusat Statistik), jadi setelah kita lulus dari STIS kita akan langsung kerja untuk BPS. Status kita ketika baru saja lulus dan resmi diangkat menjadi pegawai adalah PNS golongan IIIA. Alhamdulillah sudah cukup bagus, selama kita tidak malas bekerja dan mau berusaha Insya Allah masih bisa naik lagi. Ketiga, selama kita kuliah kita diberikan uang saku setiap bulan. Ini salah satu bagian yang paling menyenangkan yang bisa dirasakan selama kuliah. Selain kita kuliah gratis, kita masih diberikan uang saku setiap bulan. Nominalnya juga lumayan, bisa buat nutupin biaya kos dan nambahin biaya makan. Memang kadang yang bikin kesel, keluarnya ga on time tiap bulan, tapi selalu dapat walau kadang di rapel. 

Nah, mungkin alasan pertama sampai ketiga ini sudah menjawab pertimbangan dari biaya kuliah. Jadi tidak perlu khawatir memikirkan biaya kuliah selama di STIS, justru malah kita yang dibayar. Kalo kita bisa ngirit dan mau mencari tambahan uang saku sendiri kita bisa bilang ke orang tua supaya tidak usah ngirimin uang ke kita. Kan lumayan, jadi ngurangin beban orang tua juga...:)

Selain itu, di STIS orang-orangnya juga asik, ga usah takut ada kekerasan. Di STIS tidak ada kekerasan sama sekali, ga ada maen pukul-pukulan atau tendang-tendangan. Justru ukhuwah di sini sangat bagus menurutku, kakak tingkat baik-baik dan mau menolong kalo kita butuh bantuan. Asal kitanya juga baik tentunya. Lingkungannya juga kondusif, kita akan punya banyak teman dari saentero Indonesia. Kenal banyak orang dengan berbagai sifat dan budaya. Menyenangkan.

Gimana? Tertarik?? Masih banyak lagi sebenarnya hal-hal menarik yang ada di STIS. Ga bisa semuanya saya ceritakan disini. Kalo mau tau silahkan saja rasakan sendiri dan menjadi salah satu bagian dari keluarga besar STIS. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini. Ingat lo, pendaftaran ditutup tanggal 4 Mei 2012. Silahkan kunjungi saja web nya dan pelajari syarat masuknya. Silahkan klik di sini untuk info lebih lengkapnya.


Salam Sukses...!^_^
read more