Senin, 23 Juli 2012

[27] Struktur Ketenagakerjaan Indonesia (part 1)


Setelah membahas tentang pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi Indonesia pada tulisan sebelumnya, maka pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan tentang salah satu dimensi pokok lainnya dalam proses pembangunan ekonomi Indonesia, yaitu ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan menjadi salah satu indikator pembangunan ekonomi yang juga sering disoroti oleh para peneliti dan pengambil kebijakan. Tak bisa dipungkiri memang, sampai dengan saat ini masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah pembangunan yang kompleks dan besar. Kompleks karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi banyak faktor yang saling berinteraksi dengan pola yang tidak selalu mudah untuk dimengerti. Besar karena menyangkut jutaan jiwa. Sehingga masalah ketenagakerjaan menjadi salah satu poin penting yang menarik untuk dibahas dan diteliti. 

Konsep dan Definisi Tentang Ketenagakerjaan 
Sebelum kita bahas lebih dalam tentang ketenagakerjaan di Indonesia, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu tentang konsep dan definisi dalam masalah ketenagakerjaan. Dalam tulisan saya kali ini, saya akan tuliskan beberapa konsep dan definisi tentang ketenagakerjaan yang digunakan oleh BPS, antara lain sebagai berikut:
  1. Penduduk, adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
  2. Penduduk usia kerja, adalah mereka yang berdasarkan golongan umurnya sudah bisa diharapkan untuk mampu bekerja. Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja. Jadi penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun dan lebih.
  3. Angkatan kerja, adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Termasuk juga ke dalam angkatan kerja adalah mereka yang sedang mempersiapkan suatu usaha, sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja atau mereka yang tidak mencari pekerjaan dengan alasan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Golongan angkatan kerja ini disebut juga penduduk yang aktif secara ekonomi (economically active population).
  4. Penduduk bukan angkatan kerja, adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang tidak termasuk angkatan kerja. Golongan ini secara ekonomi memang tidak aktif dan disebut noneconomically active population. Kegiatan mereka mencakup sekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.
  5. Bekerja, adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 (satu) jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misalnya karena cuti, sakit dan sejenisnya.
  6. Pengangguran terbuka, adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan, bersedia untuk bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Definisi ini digunakan pada pelaksanaan Sakernas 1986 sampai dengan 2000, sedangkan sejak tahun 2001 definisi penganggur mengalami penyesuaian/perluasan menjadi mereka yang sedang mencari pekerjaan, atau mereka yang mempersiapkan usaha, atau mereka yang  tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (sebelumnya dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja), dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai bekerja), dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja (jobless).
  7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat aktif di pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja atau mencari pekerjaan, yang memberikan indikasi ukuran relatif dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi barang dan jasa. TPAK merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja. TPAK bisanya diperkirakan masing-masing untuk jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dan golongan umur. TPAK menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labor supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
  8. Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama. Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. 
Secara lebih detil, penjelasan terkait ketenagakerjaan di Indonesia dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini: 

Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia
Masalah ketenagakerjaan yang masih dihadapi Indonesia antara lain dari sisi demografis yaitu tambahan kesempatan kerja yang tidak sebesar tambahan jumlah penduduk dan angkatan kerja. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya tingkat pengangguran dari tahun 1980-2010, walaupun pada tahun 2010 tingkat pengangguran terlihat menurun namun jumlah pengangguran masih cukup banyak. Angka pengangguran yang semakin bertambah ini menunjukkan bahwa pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih besar daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Akibatnya banyak angkatan kerja yang akhirnya tidak mampu terserap oleh kesempatan kerja yang ada dan akhirnya menjadi pengangguran. Dalam masalah ketenagakerjaan, studi terdahulu menunjukkan bahwa semakin tinggi angka pengangguran, maka probabilitas meningkatnya kemiskinan, kriminalitas dan fenomena sosial-ekonomi-politik lainnya akan semakin tinggi. Sehingga pengambilan kebijakan dalam masalah ketenagakerjaan perlu dilakukan dengan tepat.

Selain dari sisi demografi, beberapa hal lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan antara lain adalah adanya perilaku proteksionis dari negara-negara maju dalam menerima ekspor komoditi negara berkembang. Selain itu, persaingan yang semakin liberal diantara negara berkembang sendiri juga menjadi salah satu kendala dalam memasarkan komoditas dalam negeri yang dihasilkan. Penurunan pangsa pasar dari barang yang dihasilkan bisa terjadi jika produsen-produsen di dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produsen dari luar negeri. Akibatnya akan menurunkan permintaan output pada suatu sektor yang pada akhirnya akan menurunkan permintaan tenaga kerja di sektor tersebut sehingga tingkat kesempatan kerja akan ikut turun.

Kondisi perekonomian, baik di dalam negeri maupun luar negeri juga ikut berpengaruh dalam masalah ketenagakerjaan. Peristiwa krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 misalnya, peristiwa ini membawa dampak tidak langsung bagi perekonomian Indonesia, yaitu adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada tahun 2008-2009 dan penurunan permintaan impor yang terjadi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Kondisi ini mendorong penurunan harga komoditas global sehingga menekan perekonomian negara-negara berkembang terutama yang berbasis ekspor komoditas. Seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi penurunan pada proses produksi yang disebabkan baik karena faktor penurunan permintaan ataupun lainnya maka akan berpengaruh juga pada jumlah faktor produksi yang digunakan, termasuk tenaga kerja.

Pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesempatan kerja menjadi salah satu kunci penting dalam penanggulangan masalah pengangguran. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah erat kaitannya dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Semakin besar pendapatan yang diterima suatu daerah secara otomatis akan membuat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut semakin berkembang. Dengan begitu, peluang terbukanya kesempatan kerja di daerah tersebut akan semakin besar. Namun saat ini terlihat bahwa terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tanpa disertai kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini terlihat dari angka elastisitas kesempatan kerja yang menyatakan hubungan antara persentase laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi  dari tahun 2000-2004 yang nilainya di bawah 1. Hal ini berarti laju pertumbuhan ekonomi lebih cepat daripada laju pertumbuhan kesempatan kerja, padahal yang diharapkan adalah semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka akan semakin besar kesempatan kerja yang tercipta. *** bersambung...^__^

Maksud hati ingin menulis lebih banyak lagi, namun sepertinya kesempatan masih belum sampai di sana. Tulisan kali ini saya akhirkan sebatas ini dulu, insya Allah saya sambung pada kesempatan yang lain. Semoga yang sedikit ini dapat berguna.

Next, insya Allah akan saya tulis tentang analisis deskriptif kondisi ketenagakerjaan di Indonesia termasuk kaitan antara struktur ketenagakerjaan dengan struktur ekonomi serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Wallahu a'lam bishowab,
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Eka Nurdiyanto



Sumber Referensi:
  1. Skripsi Eka Nurdiyanto, "Struktur Ekonomi dan Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Indonesia Tahun 2011-2012".
  2. Web "Bersama Dakwah" (http://www.bersamadakwah.com/2012/03/pengangguran-tembus-14-juta-ribuan.html)
  3. Web resmi Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar