Jumat, 20 April 2012

[20] CengLun Goreng


Asiik, tiba juga saatnya buat posting tentang sesuatu yang enak-enak. Sesuatu yang bisa bikin lidah puas, hati senang dan perut kenyang....yups, apalagi kalo bukan 'makanan' atau bahasa kerennya kita kenal dengan istilah 'kuliner'. Membicarakan yang satu ini pasti akan membuat perut jadi keroncongan dan mulut ngiler ga karuan, apalagi kalo yang dibicarakan punya rasa yang maknyos. :)


Indonesia tu negara yang kaya, memiliki beragam sumber daya, baik manusia maupun alamnya, terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda, dan tentu saja kaya akan kuliner khasnya. Yaah...betul sekali, banyaaak banget kuliner khas dari Indonesia. Mulai dari yang bercita rasa manis sampai yang pedesnya ga ketulungan juga ada. So, mari kita coba tuliskan pengalaman yang pernah kita rasain pas hunting kuliner. Biar kita lebih tau tentang kuliner dalam negeri dan cinta dengan produk sendiri. Syukur-syukur mau belajar cara buatnya biar makanan khas kita ga punah atau diplagiat ma negara lain.

Pada postingan pertama tentang kuliner ini aku akan membahas tentang makanan yang cukup unik dan khas. Makanan ini sangat spesial buatku, karena makanan ini lahir dari dapur rumahku sendiri di Purwokerto. Namanya 'CengLun Goreng', mungkin agak aneh namanya, soalnya aku sendiri yang kasih nama dan setelah dipikir memang terdengar aneh...hehee, tapi sudahlah nda paa, biar tambah unik. CengLun adalah singkatan dari 'Uceng' dan 'Lunjar'. Uceng dan lunjar adalah jenis ikan air tawar yang biasa hidup di sungai dengan aliran air yang cukup deras dan tidak terlalu dalam. Ukurannya tidak besar, ikan uceng maksimal besarnya hanya sebesar jari kelingking orang dewasa, kalo ikan lunjar maksimal hanya sebesar dua jari telunjuk orang dewasa. Kalo dari anatominya, ikan lunjar mirip seperti ikan melem, cuma ukurannya jauh lebih kecil. Ikan uceng lebih mirip ikan lele, bentuk tubuhnya memanjang.

Nah, yang membuat CengLun Goreng ini spesial adalah cara menangkap dan mengolahnya, disamping juga rasa khasnya yang gurih, sangat cocok untuk dijadikan lauk makan, apalagi pakai nasi hangat yang baru matang...hemm..maknyos tenan. Ikan uceng dan lunjar ini ditangkap dengan cara dipancing. Bisa dibayangin kan gimana harus sabarnya memancing ikan sekecil itu dengan satu kail. Satu piring CengLun Goreng berisi sekitar 150-200an ekor ikan. Jadi kalo mau seporsi penuh harus bisa mengangkat kail yang ada ikannya sebanyak 200 kali, padahal untuk bisa mendapat satu ikan tidak cukup dengan satu angkatan. hemm...mantaap. Tapi disitulah seninya, salah satu yang membuat makanan ini spesial dan istimewa, sudah diawali dari cara mendapatkannya.

Kalo di rumah, yang biasa mengumpulkan ikan CengLun itu bapakku. Tapi beliau bukan pemancing yang punya waktu seharian untuk memancing. Ini hanya sekedar hoby yang dilakukan selepas pulang mengajar. Makanya untuk mendapatkan seporsi penuh CengLun tidak cukup dalam sehari. Nah, dalam sehari mancing (biasanya sejam sampai dua jam) banyaknya ikan yang didapat sekitar 30-40 ekor, seperti gambar disamping. Biasanya setelah seminggu baru bisa mendapatkan hasil yang memuaskan untuk digoreng. Ikan yang sudah didapat dibersihkan kemudian disimpan di dalam frezer sampai terkumpul banyak dan siap digoreng.

Kalo dari pengolahannya yang membuat menarik adalah semua ikan dibersihkan terlebih dulu bagian dalam perutnya sebelum digoreng mau sekecil apapun ikannya. Jadi bisa dipastikan ikan yang digoreng bersih dan higienis.


Setelah semua ikan dibersihkan (kaya gambar disamping) ikan kemudian di simpan di frezer, biasanya sampai terkumpul penuh satu rantang baru digoreng. Terkait bumbu yang dipakai buat menggoreng dan banyaknya aku kurang tau...hehee, ketauan cuma mau makannya aja. Berhubung ini hanya untuk konsumsi rumah sendiri dan bukan untuk dijualbelikan jadi buatnya ga banyak-banyak. Yaah, hanya sekedar untuk 3-4 orang. Tapi yang aku paling senang, setiap aku pulang ke rumah pasti bakal dibuatkan makanan spesial ini.

CengLun Goreng ini memiliki rasa yang gurih dan renyah. Kalo aku paling suka memakannya pas baru digoreng, karena rasanya masih gurih, kalo ditambah sambal terasi...hemm, bakal lebih maknyos rasanya.

CengLun Goreng siap santap.
Sangat jauh berbeda memang antara proses menangkapnya dengan waktu memakannya. Kalo pas nangkep harus bersusah payah berurusan dengan umpan dan kail untuk satu ekor ikan, tapi begitu sudah matang bisa sampai 5 ekor sekali telan. Tapi memang mantap dan puas, apalagi kalo itu hasil tangkapan sendiri, kaya ada rasa bahagia gitu pas makan ikan hasil tangkapan sendiri.

Okke lah, cukup sampai sini dulu posting pertama tentang kulinernya. Masakan dari dapur sendiri yang dibuat dengan penuh ketulusan selalu memiliki tempat tersendiri di hati, tempat yang spesial. ^__^
Kalo ada yang mau nyobain CengLun Goreng ini, monggo berkunjung ke rumahku di Purwokerto.
Next, kita akan coba lirik kuliner dari dapur-dapur sebelah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar