Kamis, 09 Juni 2011

[6] Menggapai Kehidupan Bahagia (part 1)


"bahagiakah kita saat ini...?"

Memiliki kehidupan yang bahagia, dimana di dalamnya terdapat ketentraman, kesenangan dan ketenangan hati serta hilangnya keresahan dan kesedihan hati adalah tujuan hidup semua manusia. Setiap orang pasti ingin memiliki hidup yang bahagia, hidup yang benar-benar bahagia, bukan suatu bahagia yang semu belaka. Kebahagiaan yang tidak hanya dinilai dari besarnya materi duniawi tapi juga dari ketentraman dan kebahagiaan hati serta mampu meraih kebahagiaan di akhirat kelak.

Ada banyak pemikiran orang mengenai cara meraih hidup yang bahagia, sebagian ada yang berpendapat hidup bahagia bisa diperoleh dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Orang yang memiliki pemikiran seperti ini akan selalu berusaha agar apa yang ia lakukan mampu menghasilkan keuntungan duniawi, tujuan hidupnya hanya terarah untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya harta. Dalam pikirannya semakin banyak harta yang dikumpulkan maka akan semakin bahagia hidupnya, sehingga hampir seluruh waktu dan tenaga yang ia miliki ia habiskan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya harta. Tak jarang sekarang kita lihat banyak terjadi kasus-kasus korupsi karena adanya pemikiran seperti ini. Menurutku pemikiran seperti ini bukan pemikiran yang tepat dalam meraih kebahagiaan hidup, yang ada nantinya adalah rasa was-was dan khawatir jika harta yang telah ia kumpulkan akan hilang. Hatinya akan selalu merasa tidak tenang, resah dan khawatir terhadap hartanya. Bukannya dapat menikmati hidup yang bahagia, yang ada malah selalu merasa khawatir dan tidak tenang. Apalagi bagi para koruptor, di dunia tidak tenang di akhirat tidak selamat.

Sebagian yang lain ada juga yang berpendapat semakin tinggi kekuasaan yang ia miliki maka ia akan dapat meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Sehingga tak jarang sekarang kita lihat bagaimana ketatnya persaingan yang terjadi diantara orang-orang untuk mendapat kekuasaan/kedudukan yang lebih tinggi. Tidak sedikit orang yang memiliki pemikiran seperti ini melakukan hal-hal yang kurang sehat di dalam persaingannya. Menebar janji palsu, menyogok sana-sini, atau bahkan sampai membuat berita-berita bohong agar ia mendapatkan dukungan dari masyarakat. Menurutku bukan seperti ini jalan untuk mendapat hidup yang bahagia. Jika untuk mendapatkan hidup yang bahagia harus dilalui dengan jalan yang tidak benar apakah hidup yang benar-benar bahagia bisa diraih? Aku rasa tidak.

Saat ini telah banyak beredar buku-buku yang membahas tentang meraih hidup bahagia yang dikarang oleh orang-orang barat. Telah banyak orang-orang yang mengambil manfaat dari buku-buku ini. Namun yang dibahas dalam buku-buku ini kebanyakan hanya membicarakan bahagia di dunia saja yang semu. Salah satu pengarang dari buku-buku ini ternyata tidak mampu menikmati hidup yang bahagia, bahkan ia mati dengan bunuh diri. Ia hanya membicarakan pengembangan diri, bahagia, sukses secara materi duniawi saja tanpa dilandasi agama dan iman sehingga tidak mampu mendapatkan sebenar-benarnya bahagia. Kita, orang Islam telah memiliki banyak buku-buku pengembangan diri yang hebat, yang berbicara tidak hanya dari faktor materi duniawi saja tetapi juga membahas masalah akhirat/hari akhir.

Ada beberapa sarana yang membantu untuk mendapatkan hidup yang bahagia, kalau diringkas maka ada 3 sarana yaitu :
  1. Asbab diniyah, sarana berupa pembenahan kehidupan religi, sarana berupa agama.
  2. Asbab thobi'iyyah, sarana yang bersifat alami.
  3. Asbab 'amaliyah, sarana praktis yang dijalani dengan kesungguhan, berusaha beramal.
Ketiga sarana ini hanya mungkin dimiliki oleh orang-orang beriman saja. Oleh karena itu orang-orang yang tidak beriman walaupun sudah berusaha dengan maksimal untuk meraih hidup bahagia tidak mampu mendapat hasil yang lebih baik dari orang beriman.

Syeikh Abdurrahman bin Nasir Assa'di dalam kitabnya "Menggapai Kehidupan Bahagia" (judul terjemahan) memberikan tips agar kita dapat hidup bahagia. Tipsnya berisi 23 kiat hidup bahagia, isinya sebagai berikut :
  1. Beriman dan beramal sholeh yang sebenarnya. Dalam surat An Nahl : 97, Allah SWT berfirman yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan". Ini adalah janji Allah dan Allah tidak akan mungkin memungkiri janjiNya. Ini adalah janji Allah kepada orang-orang yang memadukan antara iman dan amal sholeh, bahwa mereka akan mendapatkan al hayaatuth thoyyibah (kehidupan yang baik di dunia) dan al jazaa ulhasan (balasan yang baik di dunia dan akhirat). Maka tidak ada keraguan lagi bahwa dengan beriman dan beramal sholeh merupakan kunci pertama untuk mendapat kehidupan yang bahagia.
  2. Berbuat baik kepada orang lain, baik berupa ucapan, perbuatan ataupun berbagai kebaikan-kebaikan yang lain karena mengharap ridho Allah. Dalam Surat An Nisa : 114 Allah berfirman yang artinya : "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar". Kalau kita menyibukan diri kita dengan kebaikan-kebaikan maka dampaknya akan kembali ke kita sendiri. Jika kita membahagiakan dan menyenangkan orang lain (dalam hal kebenaran) maka yang pertama-tama bahagia adalah kita sendiri. Oleh karena itu orang-orang yang senantiasa berbuat baik pada orang lain akan di bantu oleh Allah SWT dalam urusan-urusannya. Allah hilangkan kesumpekan dan kegelisahan hatinya tergantung kadar kebaikan dan kebajikannya kepada orang lain.
  3. Mencari dan menyibukan diri dengan hal-hal yang positif. Menyibukan diri dengan hal-hal yang positif akan menjadi benteng agar kita tidak mengerjakan hal-hal yang negatif. Karena jika tidak menyibukan diri dengan hal yang positif maka diri kita akan menyibukan diri dengan hal yang negatif. Jika kita sudah menyibukan diri dengan hal-hal yang positif maka kita akan bisa melupakan kekalutan hati sehingga jiwa akan senang, semangat tumbuh dan bertambah serta hidup ini semakin cerah.
Pada kesempatan ini mungkin hanya 3 kiat dulu yang bisa aku tulis. Nantikan lanjutannya di tulisan selanjutnya ya. Mari sama-sama kita berusaha meraih hidup yang bahagia, hidup bahagia yang sebenar-benarnya. Semoga Allah memberikan kebahagiaan untuk kita di dunia dan akhirat. aamiin...^.^

Tulisan ini terinspirasi dari ceramah Ustad Abdullah Shaleh Hadrami di Radio Dakwah Islamiyah.

*Catatan seorang mahasiswa yang terinspirasi untuk dapat selalu hidup bahagia di tengah-tengah kegalauan tugas skripsinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar