"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)". (Q.S. Ali Imran [3] : 14)
Cinta, satu kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Namun apa sebenarnya cinta itu? kalau ditanya pertanyaan semacam ini mungkin anda lebih tahu secara detail jawabannya. Apalagi bagi anda yang sudah pernah merasakannya atau sedang merasakannya saat ini. Tapi sekarang simpan dulu jawaban anda. Biarkan aku menuliskan yang ku tahu tentang cinta di sini.
Aku sendiri sebenarnya sangat tertarik dengan rasa yang namanya cinta ini. Karena menurutku cinta ini adalah seperti sebuah virus yang sangat hebat dan kuat, siapapun orangnya, profesi apapun, dengan latar belakang apapun sangat berpotensi terkena cinta. Termasuk aku sebagai seorang manusia biasa juga berpotensi terkena virus cinta ini. Sebuah getaran rasa yang menandakan rasa suka, rasa ingin selalu dekat, rasa ingin selalu diperhatikan, rasa ingin selalu bersama orang yang dicintai. Yah, mungkin anda pernah merasakan hal itu, termasuk aku mungkin. Melihat kenyataan bahwa semua orang pasti berpotensi jatuh cinta kepada lawan jenisnya, maka menurutku akan menjadi penting bagi kita untuk mengetahui cinta secara lebih mendalam.
Cinta adalah sebuah fitrah manusia. Seperti pada ayat Quran yang kutuliskan di atas, Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia, entah itu kepada lawan jenisnya, anak, maupun pada harta duniawi. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu adalah fitrah kemanusiaan. Islam tidak mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai atau mencintai, bahkan Rasulullah menganjurkan agar cinta itu diutarakan. "Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah dia memberitahu bahwa dia mencintainya". (HR Abu Daud dan At Tirmidzi).
- Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata (Q.S. Al Baqarah [2] : 165). Allah lah yang paling utama, tak ada tandingan tak ada bandingan. Allah yang pertama dan akan selalu menjadi yang pertama. Cinta kita kepada Allah harus menjadi puncak dari segala cinta yang kita miliki.
- Peringkat ke-2 : 'Isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll. Namun, bukan untuk menghambakan diri padanya. Kita mencintai Rasulullah dengan segenap konsekuensinya.
- Peringkat ke-3 : Syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, antara orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
- Peringkat ke-4 : shahabah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran untuk menerima perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikmah yang berharga.
- Peringkat ke-5 : Ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa ini seringkali muncul jika rasa kemanusiaan kita tersentuh. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, termasuk pula di dalamnya adalah berdakwah.
- Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta kepada selain manusia : harta benda. Namun, cinta ini sebatas intifa' (pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta jenis ini pula yang sering menggelincirkan manusia.
* Sebuah catatan dari seorang mahasiswa yang tanpa sengaja memikirkan cinta di tengah tugas skripsinya yang menunggu deadline.